Langsung ke konten utama

CARA MENDETEKSI KANDUNGAN BORAKS DAN FORMALIN PADA KERUPUK

http://khoirul-marzuky.blogspot.co.id/2015/03/mendeteksi-kandungan-boraks-formalin-pada-kerupuk.html


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan makanan juga semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan muncul berbagai produk makanan dengan berbagai variasi agar lebih awet, menarik dan menguntungkan. Namun dewasa ini sering ditemukan berbagai produk makanan yang diberi bahan tambahan berupa bahan penyedap, pewarna dan pengawet yang berbahaya.
Sudah tidak asing lagi dugaan adanya kandungan pewarna tekstil, formalin dan boraks dalam beberapa produk makanan terutama jajanan ringan yang dijajakan di pinggir jalan atau di sekolah -sekolah. Bakso, sosis, tempora merupakan sebagian jajanan yang sering ditambahkan boraks untuk mengenyalkan dan membuat warnanya lebih bersih. Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BP-OM) sering melakukan sidak ke berbagai tempat dan menemukan beberapa makanan yang diberi bahan tambahan boraks.
Boraks merupakan bahan yang dikenal untuk industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya salep, bedak, larutan kompre s, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu. Jika boraks terdapat pada makanan maka dalam jangka waktu yang lama akan menumpuk pada otak, hati, lemak dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, pingsan bahkan kematian (Saeful Karim, 2008).
Berbahayanya boraks bagi tubuh manusia sudah banyak diketahui oleh masyarakat umum, namun demikian belum banyak masyarakat yang mengetahui cara mendeteksi boraks dalam makanan. Kebanyakan untuk mengetahui kandungan boraks dalam makanan dilakukan melalui uji labolatorium oleh praktisi akademis. Untuk itu perlu dilakukan upaya penelitian mendeteksi kandungan boraks dalam makanan yang lebih sederhana, mudah dan dapat dilakukan secara langsung oleh semua kalangan masyarakat .
Kunyit merupakan salah satu bahan pewarna alami makanan. Kunyit juga dapat menyebabkan perubahan warna jika dicampur dengan zat -zat tertentu seperti lemak dan minyak. Namun apakah kunyit dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan boraks dalam makanan perlu dilakukan pengujian.
            Untuk lebih mengetahui lebih jauh mengenai boraks dan formalin kami ingin memberitahu kepada masyarakat penelitian kami dengan judul “Analisis Uji Boraks dan Formalin pada Produk Kerupuk di Wilayah Kec. Kabun, Kec. Tandun, dan Kec. Tapung Hulu
1.2  Rumusan Penelitian
1.2.1         Apa kandungan di dalam boraks?
1.2.2         Bagaimana cara mendeteksi keberadaan boraks didalam kerupuk?
1.2.3         Bagaimana cara mengurangi pemakaian boraks pada masyarakat?
1.2.4         Apakah formalin itu ?
1.2.5         Apakah Dampak makanan yang mengandung formalin bagi kesehatan?

1.3  Tujuan Penelitian
1.3.1         Mendeskripsikan kandungan di dalam boraks
1.3.2         Mendeskripsikan cara mendeteksi keberadaan boraks di dalam kerupuk
1.3.3         Mendeskripsikan cara mengurangi pemakaian boraks pada masyarakat
1.3.4         Mendeskripsikan pengertian formalin
1.3.5         Menjelaskan dampak makanan yang mengandung formalin bagi kesehatan

1.4  Metode Penelitian
Metode penelitian yang kami digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah percobaan dan hasil uji laboratorium SMA Negeri 1 Tandun.



1.5  Manfaat Penelitian
Sebagai sumber informasi tentang bahaya boraks kepada pembaca, masyarakat khususnya masyarakat Kabun, Tandun,Tapung Hulu dan siswa-siswi SMA Negeri 1 Tandun.




BAB II
KAJIAN TEORI

2.1  Boraks
Boraks adalah senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat (NaB4O7). berbentuk padat, jika terlarut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3). Dengan demikian bahaya boraks identik dengan bahaya asam borat (Khamid, 1993).
Senyawa-senyawa asam borat ini mempunyai sifat-sifat kimia sebagai berikut : jarak lebur sekitar 171oC. Larut dalam 18 bagian air dingin, 4 bagian air mendidih, 5 bagian gliserol 85%, dan tidak larut dalam eter atau alkohol PH : 9,5. Mudah menguap dengan pemanasan dan kehilangan satu molekul airnya pada suhu 1000 C yang secara perlahan berubah menjad asam metaborat (HBO2). Asam borat merupakan asam lemah dengan garam alkalinya bersifat basa, mempunyai bobot molekul 61,83 berbentuk serbuk halus kristal transparan atau granul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis (Khamid, 2006).
Boraks atau Natrium tetraborat memiliki berat molekul 381,37. Rumus molekul Na2B4O7.10H2O. Pemeriannya berupa hablur transparan tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak berbau. Larutan bersifat basa terhadap fenolftalein. Pada waktu mekar di udara kering dan hangat, hablur sering dilapisi serbuk warna putih. Kelarutan boraks yaitu larut dalam air; mudah larut dalam air mendidih dan dalam gliserin; tidak larut dalam etanol (Ditjen POM, 1995).
Natrium tetraborat mengandung sejumlah Na2B4O7 yang setara dengan tidak kurang dari 99,0 % dan tidak lebih dari 105,0 % Na2B4O7.10H2O. Larutan boraks bersifat basa terhadap fenolftalein, mudah larut dalan air mendidih dan dalam gliserin; tidak larut dalam etanol (Ditjen POM 1995).
Baik boraks ataupun asam borat memiliki khasiat antiseptika (zat yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme). Pemakaiannya dalam obat biasanya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut, bahkan juga untuk pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu (Khamid, 2006).
Asam borat dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat atau klorida pada boraks. Larutannya dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata yang dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung dan salep luka kecil. Tetapi bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada bekas luka luas, karena beracun bila terserap oleh tubuh (Winarno dan Rahayu, 1994).
Meskipun bukan pengawet makanan, boraks sering pula digunakan sebagai pengawet makanan. Boraks sering disalahgunakan untuk mengawetkan berbagai makanan seperti bakso, mie basah, pisang molen, siomay, lontong, ketupat, pangsit dan kerupuk. Selain bertujuan untuk mengawetkan, boraks juga dapat membuat tekstur makanan menjadi lebih kenyal, padat dan memperbaiki penampilan makanan (Vepriati, 2007).
Seringnya mengkonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, apatis, sianosis, tekanan darah turun, anurina (tidak terbentuknya urin), kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian (Ratih Mayangsari, 2015).

2.2  Formalin
Formalin adalah larutan formaldehid dalam air dengan kadar 37% yang biasa di gunakan untuk mengawetkan sampel biologi atau mengawetkan mayat. Formalin merupakan bahan kimia yang disalah gunakan pada pengawetan tahu, mie basah, dan bakso (Djoko, 2006).
Formaldehid (HCOH) merupakan suatu bahan kimia dengan berat molekul 30,03 yang pada suhu kamar dan tekanan atmosfer berbentuk gas tidak berwarna, berbau pedas (menusuk) dan sangat reaktif (mudah terbakar). Bahan ini larut dalam air dan sangat mudah larut dalam etanol dan eter (Moffat, 1986).
Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila digunakan secara benar, formalin akan banyak kita rasakan manfaatnya, misalnya sebagai antibakteri atau pembunuh kuman dalam berbagai jenis keperluan industri, yakni pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian, pembasmi lalat maupun berbagai serangga lainnya. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan sebagai pengeras lapisan gelatin dan kertas. Formalin juga sering digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk urea, bahan pembuat produk parfum, pengawet bahan kosmetika, pengeras kuku. Formalin boleh juga dipakai sebagai bahan pencegah korosi untuk sumur minyak. Di bidang industri kayu, formalin digunakan sebagai bahan perekat untuk produk kayu lapis (polywood). Dalam kosentrasi yang sangat kecil (< 1%) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet (Yuliarti, 2007).
Produsen sering kali tidak tahu kalau penggunaan formalin sebagai bahan pengawet makanan tidaklah tepat karena bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bagi konsumen yang memakannya. peningkatan risiko kanker faring (tenggorokan), sinus dan cavum nasal (hidung) pada pekerja tekstil akibat paparan formalin melalui hirupan (Yuliarti, 2007).




BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1        Tempat Penelitian
Laboratorium IPA SMA Negeri 1 Tandun.
3.1.2    Waktu Penelitian
v  Senin, 23 Maret 2015, pukul 12:50 WIB – 13:10 WIB
v  Kamis, 26 Maret 2015 pukul 10:15 WIB – 13:50 WIB

3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan
v  Tabung Reaksi
v  Erlenmeyer
v  Pipet Tetes
v  Kertas Saring
v  Lumpang Alu (Mortar)
v  Larutan KMnO4
v  Ekstrak Kunyit
v  Berbagai jenis Kerupuk (Opak Ubi, Kerupuk Ikan Tenggiri, Kerupuk Udang, Kerupuk Merah, Kerupuk Tempe, Kerupuk Putih, Kerupuk Ikan, Kerupuk Sayur, Kerupuk Singkong, Kerupuk Nasi)

3.3 Cara Kerja
3.3.1    Pembuatan larutan KMnO4 0,05 M dengan 100 ml air.
1.      Larutkan kedalam gelas kimia berisi 100ml air suling.
2.      Tutup gelasnya dan panaskan didalam pemanas air selama 10 sampai 15 menit. Simpan larutan dalam keadaan tertutup selama semalam.
3.      Saring larutan menggunakan saringan kaca kedalam botol kaca yang gelap/coklat bertutup kaca.

3.3.2        Tes uji kandungan formalin
1.      Hancurkan kerupuk yang akan di uji dengan menggunakan mortar. Kemudian beri 30ml air sedikit demi sedikit dan aduklah sehingga berbentuk larutan.
2.      Masing masing larutan kerupuk disaring dan diambil ekstraknya 2ml lalu masukkan pada tabung reaksi.
3.      Teteskan pereaksi KMnO4  masing masing satu tetes.
4.      Amatilah perubahan yang terjadi.
5.      Jika warna pink dari KMnO4 hilang maka kerupuk yang di uji menunjukkan adanya kandungan formalin.

3.3.3        Tes uji kandungan boraks
1.       Haluskan kunyit dengan menambahkan air sedikit demi sedikit hingga ± 50ml air dalam lumpang, kemudian ambil ekstraknya.
2.      Hancurkan kerupuk yang ingin di uji dengan menggunakan mortar. Kemudian beri 10ml air sedikit demi sedikit hingga membentuk larutan.
3.      Isilah tabung reaksi masing-masing dengan larutan kerupuk setinggi ± 1cm.
4.      Tetesilah dengan ekstak kunyit sebanyak 5 tetes , tunggu hingga 5 menit.
5.      Amatilah perubahan yang terjadi.
6.      Jika larutan berubah warna menjadi merah kecoklatan maka kerupuk mengandung boraks.




BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN\
4.1  Boraks
Sampel kerupuk yang terdeteksi boraks jika di uji dengan ekstrak kunyit (ekstrak kunyit 5 tetes dan ekstrak kerupuk setinggi 1 cm pada tabung reaksi) maka akan berubah warna menjadi merah kecoklatan.
No
Kecamatan
Daerah
Jenis Kerupuk
Perubahan Warna
Awal
Akhir
1
Kabun
Padasa
Kerupuk Putih
Putih
Kuning




2



Tandun
Desa Tandun
Kerupuk Tempe
Kuning Muda
Kuning
Desa Kumain
Kerupuk Ikan
Putih
Kuning
Kerupuk Sayur
Kuning Muda
Kuning Keemasan
Kerupuk Singkong
Putih
Kuning
Kerupuk Nasi
Putih
Coklat
3
Tapung Hulu
Tamora
Kerupuk Merah
Merah
Kuning
Terantam
Opak
Ubi
Kuning
Kuning Keemasan
Kerupuk Ikan Tenggiri
Putih
Kuning Keemasan
Kerupuk Udang
Orange
Orange
4.2  Formalin
Sampel Kerupuk yang terdeteksi Formalin jika di uji dengan 100 ml air suling ditambah dengan KMnO4+ 0,05 M (Larutan KMnO4+ sebanyak 1 tetes dan ekstrak kerupuk yang akan diuji sebanyak 2 ml) maka akan menghilangkan warna  Merah jambu dari KMnO4+.
No
Kecamatan
Daerah
Jenis Kerupuk
Perubahan Warna
Awal
Akhir
1
Kabun
Padasa
Kerupuk Putih
Putih
Merah Jambu

2
Tandun
Desa Tandun
Kerupuk Tempe
Kuning Muda
Kuning
Desa Kumain
Kerupuk Ikan
Putih
Merah Kecoklatan
Kerupuk Sayur
Kuning Muda
Kuning
Kerupuk Singkong
Putih
Putih
Kerupuk Nasi
Putih
Kuning Keruh
3
Tapung hulu
Tamora
Kerupuk Merah
Merah
Merah Jambu
Terantam
Opak
Ubi
Kuning
Merah Jambu Kekuning-kuningan
Kerupuk Ikan Tenggiri
Putih
Kuning Kecoklatan
Kerupuk Udang
Orange
Merah Jambu
4.3  Data Hasil Keseluruhan Pengamatan

No
Kecamatan
Daerah
Jenis Kerupuk
Boraks
Formalin
Positif
Negatif
Positif
Negatif
1
Kabun
Padasa
Kerupuk Putih


2
Tandun
Desa Tandun
Kerupuk Tempe


Desa Kumain
Kerupuk Ikan


Kerupuk Sayur


Kerupuk Singkong


Kerupuk Nasi


3
Tapung Hulu
Tamora
Kerupuk Merah


Terantam
Opak
Ubi


Kerupuk Ikan Tenggiri


Kerupuk Udang






BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan         
Dari data-data yang berhasil kami himpun dan penelitian yang kami lakukan, kami dapat  menyimpulkan sebagai berikut :
1.      Boraks adalah senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat (NaB4O7). berbentuk padat (biasanya seperti garam), jika terlarut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3).
2.      Formalin adalah larutan formaldehid dalam air dengan kadar 37% yang biasa di gunakan untuk mengawetkan sampel biologi atau mengawetkan mayat dan sangat mudah larut didalam eter atau alkohol.
3.      Kerupuk yang mengandung boraks adalah kerupuk yang jika ekstraknya di campurkan dengan ekstrak kunyit akan menghasilkan warna merah kecoklatan.
4.      Kerupuk yang mengandung formalin adalah jika larutan KMnO4+ di teteskan pada ekstrak kerupuk dan menghilangkan warna pink dari larutan KMnO4+ tersebut.
5.      Dari berbagai kerupuk yang kami teliti, kerupuk yang mengandung boraks adalah Kerupuk Nasi.
6.      Kerupuk yang mengandung formalin adalah Kerupuk Tempe, Kerupuk Ikan, Kerupuk Sayur, Kerupuk Nasi, Kerupuk Singkong, Opak Ubi, Kerupuk Merah dan Kerupuk Ikan Tenggiri.

5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian kami memiliki saran agar masyarakat Kabun, Tandun, Desa Kumain, Tamora, Terantam dan pembaca supaya lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan seperti kerupuk di kehidupan sehari-hari karena makanan yang mengandung boraks  maupun formalin dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti : menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal, demam, apatis, sianosis, tekanan darah turun, anurina (tidak terbentuknya urin), pingsan, peningkatan risiko kanker faring (tenggorokan), terganggunya peredaran darah, hingga kematian. Dan bagi para pedagang di himbau supaya tidak menggunakan bahan pengawet dan bahan pengembang berbahaya seperti boraks dan formalin.




DAFTAR RUJUKAN

Adawyah, R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Astawan, M. 1999. Membuat mie dan Bihun. Jakarta : Penebar Swadaya.
Balai Besar POM. 2007. Instruksi kerja : Identifikasi Boraks Dalam Makanan. Medan.
British Pharmacopoeia. 1988. British Pharmacopoeia, Volume I & II. London: Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA). Page 4788.
BSNI. 1998. SNI 01-3142-1998 : Syarat Mutu Tahu. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional Indonesia.
Cahyadi, W. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.
Clarke, E. G. C., Moffat, A. C., Osselton, M. D., Widdop, B. 2004. Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons. London : Pharmaceu tical Press.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan : Jakarta.
Djarijah, A.S. 1995. Pakan ikan alami . Yogyakarta  : Kanisius.
Helrich, K.C., (ed), 1990, Official Methods of Analysis Association of Official Analytical Chemist (AOAC) 15th Ed., 780-781, Association of Official Analytical Chemicts Inc, USA.
Kastyanto, F.W.1999. Membuat Tahu. Jakarta : Penebaran Swadaya.
Khamid, 1993. Bahaya Boraks Bagi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Kompas
Khamid, I.R. 2006. Bahaya Boraks Bagi Kesehatan. Jakarta. Penerbit Kompas.
Sarwono,S dan Saragih Y.P.2003. Membuat Aneka Tahu. Jakarta : Penebar Swadaya.
Shurtleff W, Aoyagi A. 2001. Tofu and Soymilk Producton, The Book of Tofu Vol II. Lafayete: Soyinfo Center.
United State Pharmacopeia. 1990. USP 29-NF 24. Rockville.
Vepriati,N. 2007. Surveilans Bahan Berbahaya pada Makanan di Kabupaten Kulon Progo. Kulon Progo : Dinkes Kulon Progo.
Widyaningsih, D.T., Murtini, E.S. 2006. Alternatif Pengganti Formalin Pada   Produk Pangan. Surabaya : Trubus Agriarana.
Winarno F.G, Rahayu TS. 1994. Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan. Jakarta: Pustaka Sinar.
Zulharmita A. 1995. Kandungan Boraks pada Makanan Jenis Mie yang Beredar di Kotamadya Padang : Cermin Dunia Kedokteran. Padang Universitas Andalas.
Arisworo. Djoko. 2006. Ipa terpadu. Grafindo media pratama.
Didinkaem, 2007. Bahan beracun lain dalam makanan. Pikiran Rakyat, 26 Januari
Moffat, A. C. (1986). Clarke’s Isolation and Identification of Drugs. Edisi           2. London. The Pharmaceutical Press. Hal. 420-421, 457-458, 849, 932-933.Ngadiwaluyo dan Suharjito, 2003
Saparinto., Cahyo. 2006. Bahan tambahan pangan. Kanisius. Yogyakarta
Yuliarti, N. 2007.  Awas! Bahaya di Balik Lezatnya Makanan. Yogyakarta.
http://www.pom.go.id/index.php/subsite/balai/palangkaraya/18/tips/17 Diakses pada hari Minggu 21 April 2013 pukul 20.00 WITA.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bakso Diakses pada hari Minggu 21 April 2013 pukul 20.00 WITA.
http://id.wikipedia.org/wiki/Siomai Diakses pada hari Minggu 21 April 2013 pukul 20.00 WITA.
http://www.beritaterhangat.net/2012/12/resep-dan-cara-membuat-bakso-sapi.html Diakses pada hari Selasa 23 April 2013 pukul 10.00 WITA.
http://eramutzz.blogspot.com/Diakses pada hari Rabu 24 April 2013 pukul 20.00 WITA.
http://www.kesmas-unsoed.info/2010/12/laporan-praktikum-borak.htmlDiakses pada hari Rabu 24 April 2013 pukul 20.00 WITA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kata kerja dan pembagiannya ( فِــعِــل )

MAKALAH B A H A S A   A R A B Kata kerja dan pembagiannya ( فِــعِــل ) Oleh : Kelompok IV Khoirul Marzuki Hsb Lukmanul Hakim Hsb Lengga Safitri Hsb PRODI PGMI SEMESTER 1-B DOSEN PENGAMPU : HOPMAN DAULAY, M.Pd.I SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BARUMUN RAYA SIBUHUAN JL. KH. DEWANTARA NO.66   SIBUHUAN T.A. 2016/2017   KATA PENGANTAR الرَّحِيمِ الرَّحْمنِ اللهِ بِسْمِ Assallamualikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “ Kata Kerja dan Pembagiannya ( فِــعِــل ) ” ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang di rencanakan. Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa arab dengan dosen pengampu bapak Hopman Daulay, M.Pd.I . Sholawat dan   salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga. Semoga kita mendapat safaatnya di Yaumil Akhir nanti Amin. Di dalam penulisan makalah ini tidak terlepa...

MAKALAH MUNAKAHAT (PERNIKAHAN)

M A K A L A H   MUNAKAHAT (PERNIKAHAN)     OLEH: KELOMPOK V KHOIRUL MARZUKI HSB JUMADI PRODI PGMI II-B MATA KULIAH : FIQIH DOSEN PENGAMPU : HOPMAN DAULAY, M.Pd.I Sekolah Tinggi Agama Islam Barumun Raya Sibuhuan JL.KH.DEWANTARA NO.66 B SIBUHUAN T.A. 2016/2017 KATA PENGANTAR بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Assalamua’alaikum Wr.Wb..... Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga   makalah yang berjudul “ Munakahat (Pernikahan) ” ini bisa diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas dari bapak Hopman Daulay, M.Pd.I . Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga. Aamiin. Di dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun berkat bantuan yang Maha Kuasa dan dari semua pihak serta dengan usaha yang semaksimal mungkin, sehingga...