Langsung ke konten utama

MAKALAH MEMAHAMI SURAH AL-HUMAZAH AT-TAKASUR DAN AL-ZALZALAH DANMEMAHAMI HUKUM BACAAN ALIF-LAM SERTA DILENGKAPI DENGANHADIST TENTANG SHALAT BERJAMA’AH


M A K A L A H




MEMAHAMI SURAH AL-HUMAZAH AT-TAKASUR DAN AL-ZALZALAH DANMEMAHAMI HUKUM BACAAN
ALIF-LAM SERTA DILENGKAPI DENGANHADIST TENTANG SHALAT BERJAMA’AH





OLEH:
KELOMPOKV
KHOIRUL MARZUKI HSB
LENGGA SAFITRI HASIBUAN

PRODI PGMI II-B
MATA KULIAH : AL-QUR’AN & HADIST
DOSEN PENGAMPU : SUTAN BOTUNG HASIBUAN, M.Pd.I

Sekolah Tinggi Agama Islam
Barumun Raya Sibuhuan
JL.KH.DEWANTARA NO.66 B SIBUHUAN

T.A. 2016/2017
 


KATA PENGANTAR

الرَّحِيمِ الرَّحْمنِ اللهِ بِسْمِ

Assalamua’alaikum Wr.Wb.....
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga  makalah yang berjudul Memahami Surah Al-Humazah At-Takasur dan Al-Zalzalah dan Memahami Bacaan Al-Qamariyah dan Al-Syamsiyah serta Dilengkapi dengan Hadist Tentang Shalat Berjama’ahini bisa diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas dari bapak Sutan Botung Hasibuan, M.Pd.I. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga. Aamiin.
Di dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun berkat bantuan Yang Maha Kuasa dan dari semua pihak serta dengan usaha yang semaksimal mungkin, sehingga  makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun dari tata cara penulisan. Untuk itu kami masih mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga bermanfaat bagi kita semua.


Sibuhuan, 14 Maret 2017


  
  Pemakalah


 DAFTAR ISI
   
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
PEMBAHASAN................................................................................................................ 1
A. SURAH AL-HUMAZAH (PENGUMPAT)........................................................... 1
B. SURAH AT-TAKATSUR (BERMEGAH-MEGAHAN)...................................... 3
C. SURAH AL-ZALZALAH (GONCANGAN)........................................................ 5
D. BACAAN ALIF-LAM............................................................................................ 7
E. HADIST TENTANG SHALAT BERJAMA’AH................................................... 9
PENUTUP......................................................................................................................... 10
DAFTAR RUJUKAN....................................................................................................... 12
 


PENDAHULUAN

Al-Qur’an merupakan kitab suci ummat Islam, terdapat banyak surat didalamnya, namun masih banyak dari kita yang belum memahami makna dari ayat Al-Qur’an tersebut. Banyak versi penafsiran ayat Al-Qur’an sehingga terjadilah perbedaan paham disetiap ummat Islam. Al-Qur’an juga memiliki aturan bacanya yang diatur didalam Ilmu Tajwid. Adapun kami disini akan membahas mengenai tafsiran Surah Al-Humazah, At-Takasur dan Al-Zalzalahdan memahami hukum bacaan Alif-Lam serta dilengkapidengan hadist tentang shalat berjama’ah.

PEMBAHASAN

MEMAHAMI SURAH AL-HUMAZAH AT-TAKASUR DAN AL-ZALZALAH
DAN MEMAHAMI HUKUM BACAAN ALIF-LAM SERTA DILENGKAPI
DENGAN HADIST TENTANG SHALAT BERJAMA’AH

A.    SURAH AL-HUMAZAH (PENGUMPAT)
Surah Al-Humazah merupakan surat ke 103 terdiri atas 9 ayat, termasuk golongan surah Makkiyah, diturunkan sesudah surah Al-Qiyaamah. Kaitannya dengan surat Al ‘Ashr ialah ketika Allah di dalam Surat Al ‘Ashr menyebutkan bahwa semua persoalan manusia bergelimang dalam kesesatan, kecuali orang yang dilindungi Allah, lalu di surat ini Dia menyebutkan sebagian sifat-sifat orang yang sesat itu.[1]Dinamai Al-Humazah(pengumpat)diambil dari ayat pertama. Adapun bacaan surah Al-Humazah sebagai berikut:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرِّحِيْمِ
وَيْلٌلِّكُلِّ هُمَزَةٍلُّمَزَةٍ﴿۱﴾نِالَّذِيْجَمَعَمَالاًوَعَدَّدَهُ﴿۲﴾يَحْسَبُ أَنَّمَالَهُۤ أَخْلَدَهُ﴿٣﴾
كَلَّالَيُنْبَذَنَّفِى الْحُطَمَةِ﴿٤﴾وَمَاأَدْرَاكَمَاالْحُطَمَةُ﴿٥﴾نَارُاللَّهِالْمُوقَدَةُ﴿٦﴾
الَّتِيْتَطَّلِعُعَلَىالْأَفْئِدَةِ﴿٧﴾إِنَّهَاعَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ﴿٨﴾فِيْعَمَدٍمُّمَدَّدَةٍ﴿٩﴾
Terjemahan :
(1) Celakalahbagi setiap pengumpatlagi pencela.
(2) Yang mengumpulkan harta dan suka menghitung-hitungnya.
(3) Dia mengira bahwa hartanya itu dapat memeliharanya.
(4) Sekali-kali Tidak! Sesungguhnya Dia pasti akan dilemparkan ke dalam Huthamah.
(5) Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?.
(6) (yaitu) api Neraka Allah yang menyala-nyala.
(7) yang (membakar) sampai ke hati mereka.
(8) Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka.
(9) (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.
Tafsiran
1.      Ayat 1 : Adapun “pengumpat”ialah suka memburuk-burukkan orang lain dan merasa bahwa dia saja yang benar. Kerapkali keburukan orang dibicarakannya dibelakang orang itu, padahal kalau berhadapan dia bermulut manis. “Pencela” orang yang merasa tiap-tiap pekerjaan orang lain, betapa pun baiknya, namun bagi dia ada saja cacatnya, ada saja celanya. Dan dia lupa memperhatikan cacat dan cela yang ada pada dirinya sendiri.[2]
2.      Ayat 2-3 :Yang menyebabkan dia mencela dan menghina orang lain, memburuk-burukkan siapa saja ialah karena kerjanya sendiri hanya mengumpulkan harta kekayaan buat dirinya. Supaya orang jangan mendekat, dipagarinya dirinya dengan memburukkan dan menghina orang. Karena buat dia tidak ada kemuliaan, tidak ada kehormatan dan tidak akan ada harga kita dalam kalangan manusia kalau saku tidak berisi. Tiap-tiap membumbung menggelembung isi puranya, tiap-tiap naik melangit pula suaranya. Dia benci kepada kebaikan dan kepada orang yang berbuat baik. Dia benci kepada pembangunan untuk maslahat umum. Asal ada orang datang mendekati dia, dsangkanya akan meminta hartanya saja. Kadang-kadang orang dikata-katainya. Tidak atau jarang sekali dia berfikir bahwa perbuatannya mengumpat dan mencela dan memburukkan orang lain adalah satu kesalahan besar dalam masyarakat manusia beriman, yang akan menyebabkan kesusahan bagi dirinya sendiri di belakang hari. Sebab: “Dia menyangka bahwa hartanya itulah yang akan memeliharanya.” (ayat 3). Dengan harta bendanya itu dia menyangka akan terpelihara dari gangguan penyakit, dari bahaya terpencil dan dari kemurkaan Tuhan. Karena jiwanya telah terpukau oleh harta bendanya itu menyebabkan dia lupa bahwa hidup ini akan mati, sehat ini akan sakit, kuat ini akan lemah.
3.      Ayat 4-5 : ayat ke-4 membantah dugaan diayat ke-3 itu sambil mengancam yang bersangkutan bahwa: “Tidak, atau hati-hatilah, Aku bersumpah dia pasti akan  dilemparkan ke neraka al-Hutomah”. Allah pun bertanya diayat ke-5Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?Adalah untuk menarik perhatian Nabi tentang penggambaran betapa ngeri dan pedihnya siksa neraka itu ayat berikutnya.[3]
4.      Ayat 6: Karena selalu dinyalakan, berarti tidak pernah dibiarkan lindap apinya, bernyala terus, karena ada malaikat yang dikhususkan kerjanya menjaga selalu kenyalaan itu, maka dari itu berkobarlah apinya  terus.
5.      Ayat 7 : Maka hanguslah selalu, terpangganglah selalu hati mereka itu. Yaitu hati yang sejak dari masa hidup di dunia penuh dengan kebusukan, merugikan orang lain untuk keuntungan diri sendiri, menginjak-injak orang lain untuk kemuliaan diri.
6.      Ayat 8 : Setelah masuk ke sana mereka tidak akan dikeluarkan lagi, dikunci mati dengan tiang panjang melintang.
7.      Ayat 9 : Mereka itu di dalam neraka diikat di tiang yang panjang, dan tiang-tiang itupun terbakar yang membakar mereka.
Begitulah yang akan terjadi saat terlaksananya azab. Sehingga orang yang diazab merasa yakin bahwa tak ada lagi jalan keselamatan baginya. Keyakinan seperti itu akan dialami, baik ia pada akhirnya akan diselamatkan-jika ia termasuk kelompok kaum Mukmin yang berdosa-ataukah ia tidak akan terselamatkan untuk selama-lamanya, jika ia termasuk dalam kelompok orang-orang yang telah ‘terlingkungi oleh dosa-dosanyaa’, dan karenanya ia tergolong dalam kelompok’orang-orang yang binasa’[4].

B.     SURAH AT-TAKATSUR(BERMEGAH-MEGAHAN)
Surah At-takatsur merupakan surat ke 102yang terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surah Makkiyah, diturunkan sesudah surah Al-Kautsar. Dinamai Surah At-Takatsur (Bermegah-Megahan) diambil dari ayat pertama[5]. Adapun bacaan surah At-Takatsur sebagai berikut:
بِسْمِ اللهِ  الرَّحْمَنِ الرِّحِيْمِ
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ ﴿۱﴾ حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ ﴿۲﴾كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ ﴿٣ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ﴿٤ كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِيْنِ ﴿٥﴾ لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَ ﴿٦﴾ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِ ﴿٧ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ ﴿٨
Terjemahan
(1)   Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.
(2)   Sampai kamu masuk ke dalam kubur.
(3)   Janganlah begitu! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
(4)   Kemudian jangan begitu! Kelak kamu akan mengetahui.
(5)   Janganlah begitu! Jika kamu mengetahui dengan pasti (akibat bermegah-megahan itu), 
(6)   Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim,
(7)   Kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri (sehingga kamu yakin),
(8)   Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).
Tafsiran
Dr. Muhammad bin Sulaiman al Asyqar mengatakan, makna[6]
Ayat-1 : kesibukan kamu karena banyaknya harta dan anak –kesibukan duniawi-, dan berbangga-bangga dengan limpahan dunia itu, serta terus menerus berupaya memperbanyak perolehannya,  yang dapat melalaikan dari keta`atanmu kepada Allah dan untuk melakukan amal-amal bekal hidup di akhirat.
Ayat-2 : barulah kamu menyadari manakala maut telah menjemputmu, sementara kamu dalam keadaan seperti itu.
Ayat-3: Allah memberi ancaman kepada mereka dan pastilah mereka akan mengetahui akibatnya (siksanya) di hari kiamat kelak.
Ayat-4-5: (Allah mengingatkan), andaikan kamu mengetahui perkara (besar) ini dengan ilmu-yaqin, pastilah kamu dengan banyaknya harta dan anak, tidak membuat kamu berbangga-bangga yang dapat melalaikan ketaatanmu kepada Allah dan hari akhirat.
Ayat-6: sungguh kalian akan diperlihatkan al Jahiim (Neraka) kelak di akhirat, sebuah persaksian dengan jiwa, raga, dan dengan mata kepala sendiri, sehingga kamu menjadi yakin. (ayat 7).
Pada ayat ke-8, maka Allah mengingatkan kepada kita semua, terutama mereka yang berbangga-bangga dengan limpahan karunia dunia –harta dan anak serta lain-lainnya – pastilah mereka akan ditanya tetang limpahan dunia yang melalaikan dari amal-amal untuk akhirat. Mereka pun akan ditanya tentang keamanan, kesehatan, waktu luang (kesempatan), juga kelezatan makanan dan minuman, juga naungan-naungan tempat tinggal (rumah, villa, apartemen, dsj), untuk dipertanggung jawabkan.

C.    SURAH AL-ZALZALAH (GONCANGAN)
SurahAl-Zalzalah merupakan surat ke 99 yang terdiri atas 8 ayat, termasuk kedalam golongan surat Madaniyah. Diturunkan sesudah surat An-Nisa’ . Dinamai Al-Zalzalah ddiambil dari kata zilzaalpada ayat pertama yang berarti goncangan[7]. Adapun surat Al-Zalzalah sebagai berikut:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرِّحِيْمِ
إِذَازُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا﴿۱﴾ وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا﴿۲﴾وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَالَهَا﴿٣يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا﴿٤بِأَنَّرَبَّكَأَوْحَىلَهَا﴿٥﴾يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُالنَّاسُ أَشْتَاتًالِّيُرَوْاأَعْمَالَهُمْ﴿٦﴾ فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ﴿٧وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ﴿٨
Terjemahan
(1)   Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan (yang dahsyat)(1).
(2)   dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya(2).
(3)   dan manusia bertanya, "Apa yang terjadi pada bumi ini?" (3)
(4)   Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya(4),
(5)   karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) padanya.
(6)   Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok(5), untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) perbuatannya,
(7)   Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah(6) pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
(8)   Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula(7).
Tafsiran[8]

(1)   Allah SWT memberitahukan tentang hal yang akan terjadi pada hari Kiamat, yaitu bahwa bumi akan diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat sehingga bangunan-bangunan di atasnya runtuh semua. Demikian pula gunung-gunung dan perbukitan akan diratakan sehingga menjadi datar sama sekali.
(2)   Yaitu perbendaharaannya dan orang-orang yang telah mati yang dikubur di dalamnya. Semua itu akan dimuntahkan ke atasnya.
(3)   Yaitu orang yang kafir kepada kebangkitan.
(4)   Yakni memberitakan apa yang dikerjakan di atasnya; kebaikan atau keburukan. Syaikh As Sa’diy berkata, “Bumi akan bersaksi terhadap orang-orang yang beramal tentang apa yang mereka kerjakan di atasnya, baik atau buruk, karena bumi termasuk para saksi terhadap hamba tentang amal yang mereka kerjakan.” Hal itu, karena Allah SWT memerintahkan bumi untuk memberitahukan apa yang dikerjakan di atasnya, maka ia tidak mendurhakai perintah-Nya.
(5)   Maksudnya, pada hari itu manusia tampil di padang mahsyar ketika Allah SWT memberikan keputusan di antara mereka dengan keadaan yang berbeda-beda; ada yang berbahagia dan ada yang celaka. Ada yang yang diperintahkan ke surga dan ada yang diperintahkan ke neraka. Ada yang putih mukanya dan ada pula yang hitam dan sebagainya.
(6)   Yakni seukuran semut yang kecil. Jika amal seukuran itu saja diperlihatkan, lalu bagaimana dengan amal yang lebih besar dari itu? Tentu lebih diperlihatkan lagi. Allah SWT berfirman, “Pada hari ketika setiap diri mendapatkan segala kebajikan dihadapkan kepadanya, begitu (pula) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.” (Terj.Ali Imran: 30)
(7)   Dalam ayat di atas terdapat targhib (dorongan) untuk mengerjakan kebaikan meskipun kecil, dan tarhib (penakut-nakutan) tehadap perbuatan buruk meskipun ringan.

D.    BACAAN ALIF-LAM
Bacaan Alif-Lam yaitu bacaan Alif-Lam mati yang diikuti dengan salah satu huruf hijaiyah . Hukum bacaan Alif-Lam terbagi menjadi 2 macam yaitu Alif-Lam Syamsiyah dan Alif-Lam Qamariyah[9].
1.      Alif-Lam Syamsiyah
Alif-Lam Syamsiyah adalah Alif-Lam yang apabila bertemu dengan huruf syamsiyah, ada 14 huruf Syamsiyah yaitu :
ت ث دذ رز س ش ص ض ط ظ ل ن
Cara membaca Alif-LamSyamsiyah adalah dengan memasukkan
(mengidghamkan) lam sukun kehuruf-huruf syamsiyah sehingga
bacaan lam sukunnya hilang dan lebur ke dalam huruf syamsiyah yang
mengikutinya. Karena membacanya dengan diidghamkan, maka hukum bacaan
Alif-Lam Syamsiyah sering juga disebut dengan Idgham Syamsiyah/
إِدْغَامْشَمْسِيَّةْ
Ciri-Ciri Alif-Lam Syamsiyah :
a.       Huruf Alif-Lam tidak ada harokatnya / tidak berharokat sukun. Alif-Lam nya tidak dibaca.
b.      Adanya tanda tasydid pada huruf didepan Alif – Lam
c.       Sesudah Alif-Lam bertemu dengan huruf Syamsiyah.
Contoh :
a.       التَّكَاثُرُàAlif-Lam bertemu huruf  ت
b.      يَوْمِ الدِّيْنِàAlif-Lam bertemu huruf  د
c.       يَصْدُرُالنَّاسُà Alif-Lam bertemu huruf ن
d.      الرَّحْمَنِ الرِّحِيْمِà Alif-Lam bertemu huruf ر
e.       وَلاَالضَّآلِّيْنَà Alif-Lam bertemu huruf  ض
f.       السَّموَاتمَافِىàAlif-Lam bertemu hurufس
g.      مِنَالشَّيْطَانِà Alif-Lam bertemu hurufش

2.      Alif-Lam Qamariyah
Alif-LamQamariyah adalah Alif-Lamyang apabila bertemu dengan huruf Qamariyah, ada 14 huruf Qamariyah yaitu :
أ ب ح ج خ ع غ ف ق ك م و ه ي
Cara membaca Alif-Lam Qamariyah harus jelas (izhar), yakni tetap kelihatanbacan lam sukunnya. Karena itulah hukum bacaan Alif-Lam Qamariyah sering disebut dengan Izhar Qamariyahإِظْهَارْقَمَرِيَّةْ
Ciri-Ciri Alif-Lam Syamsiyah :
a.       Adanya tanda sukun pada Lam-nya.
b.      Sesudah Alif-Lam bertemu dengan huruf Syamsiyah.
c.       Huruf setelah Alif-Lam tidak terdapat harakat tasjid.
Contoh:
a.       أَلْهَاكُمُàAlif-Lam bertemu dengan hurufه
b.      الْبُخَارِيْàAlif-Lam bertemu dengan hurufب
c.       عِلْمَ الْيَقِيْنِàAlif-Lam bertemu dengan hurufي
d.      رَبِّ اْلعَالَمِيْنَàAlif-Lam bertemu dengan hurufع
e.       لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَàAlif-Lam bertemu dengan hurufج
f.       نَارُاللَّهِالْمُوقَدَةُàAlif-Lam bertemu dengan hurufم
g.      لَيُنْبَذَنَّفِىالْحُطَمَةِàAlif-Lam bertemu dengan hurufح






E.     HADIST TENTANG SHALAT BERJAMA’AH
Banyak hadis tentang shalat berjamaah , beberapa diantaranya sebagai berikut:
قاَلَ الْإِمَامُ الْبُخَارِيْ رَحِمَهُ اللهُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ يُوسُفَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ،عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَصَلاَةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلاَةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً .
Imam al-Bukhari ra berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdullah ibn Yusuf yang berkata: Telah mengabarkan kepada kami Malik, dari Nafi’, dari Abdullah ibn Umar ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:Shalat berjama’ah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.[10]
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً (رواه البخاري ومسلم والترمذي والنشائي وابن ماجة وأحمد)
Artinya:Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw., bersabda: Shalat berjamaah melebihi shalat sendirian dua puluh tujuh derajat. (H.R. Bukhori-Muslim-Tirmidzi-AnNisa’i-Ibnu Majah-Ahmad)[11].
Dari Abu Hurairah  radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda,
صَلَاةُ الْجَمِيعِ تَزِيدُ عَلَى صَلَاتِهِ فِي بَيْتِهِ وَصَلَاتِهِ فِي سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِينَ دَرَجَةً فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ وَأَتَى الْمَسْجِدَ لَا يُرِيدُ إِلَّا الصَّلَاةَ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْهُ خَطِيئَةً حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ، وَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِي صَلَاةٍ مَا كَانَتْ تَحْبِسُهُ وَتُصَلي يَعْنِي عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ مَا دَامَ فِي مَجْلِسِهِ الَّذِي يُصَلِّي فِيهِ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ؛ مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ
“Shalat seseorang dengan berjamaah itu dilipatgandakan pahalanya 25 kali atas shalat sendirian yang dia kerjakan di rumah dan di pasar. Hal itu apabila ia berwudhu dengan sempurna, lalu ia keluar menuju ke masjid dan tidak ada yang mendorongnya keluar (menuju ke masjid) selain shalat. Tidaklah setiap langkahnya kecuali akan mengangkatnya satu derajat dan menghapuskan darinya satu kesalahan. Apabila ia shalat, malaikat akan senantiasa mendoakannya selama ia berada di tempat shalatnya, ‘Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, rahmatilah dia.’ Salah seorang di antara kalian tetap dianggap berada dalam shalat selama ia menanti shalat.”[12]
وَعَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:صَلَاةُ اَلرَّجُلِ مَعَ اَلرَّجُلِ أَزْكَى مِنْ صَلَاتِهِ وَحْدَهُ, وَصَلَاتُهُ مَعَ اَلرَّجُلَيْنِ أَزْكَى مِنْ صَلَاتِهِ مَعَ اَلرَّجُلِ, وَمَا كَانَ أَكْثَرَ فَهُوَ أَحَبُّ إِلَى اَللَّهِ تِعالى (رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّان)
Artinya: Dari Ubay Ibnu Ka'ab Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Shalat seorang bersama seorang lebih baik daripada shalatnya sendirian, shalat seorang bersama dua orang lebih baik daripada shalatnya bersama seorang, dan jika lebih banyak lebih disukai oleh Allah Ta’ala." (Riwayat Abu Dawud dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban)[13].



PENUTUP

Dari pembahasan diatas yang dapat kami simpulkan adalah:
1.      Al-Humazah menceritakan Orang yang pengumpat dan pencela itu akan dimasukkan kedalam Neraka Hutomah.
2.      At-Takatsur menceritakan tentang Orang yang suka mengumpul-ngumpulkan harta hingga bermegah-megahan akan membuat ia melalaikan ketaatannya pada Allah SWT dan ia akan sadar ketika azal hendak menjemput.
3.      Al-Zalzalah menceritakan tentang hari Kiamat bahwa setiap kebaikan seberat dzarrah pun akan dibalas di akhirat dan begitu sebaliknya. Dan ketika bangkit dari kubur kita bangkit dalam keadaan yang berbeda-beda/berkelompok-kelompok sesuai dengan amal masing-masing.
4.      Alif-Lam Syamsiyah adalah Alif-Lam sukun bertemu dengan huruf syamsiyah yaitu : ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن
5.      Alif-Lam Qamariyah adalah Alif-Lam sukun bertemu dengan huruf Qamariyah yaitu:أ ب ح ج خ ع غ ف ق ك م و ه ي
6.      Salah satu hadist mengenai shalat berjamaah yang matannya ialah:
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
Shalat berjamaah melebihi shalat sendirian dua puluh tujuh derajat.



DAFTAR RUJUKAN

Al-Qur’an dan Terjemahan.
http://tafsir.cahcepu.com/alhumazah/al-humazah-1-9/.  Diakses hari Sabtu, 11 Maret 2017.
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-zalzalah.html/ .Diakses hari Selasa, 11 April 2017.
http://warohmah.com/hukum-bacaan-alif-lam/. Diakses hari Selasa, 11 April 2017.


[2]http://tafsir.cahcepu.com/alhumazah/al-humazah-1-9/.  Diakses hari Sabtu, 11 Maret 2017.
[5]Al-Qur’an dan Terjemahan.
[7]Al-Qur’an dan Terjemahan
[9]http://warohmah.com/hukum-bacaan-alif-lam/. Diakses hari Selasa, 11 April 2017.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kata kerja dan pembagiannya ( فِــعِــل )

MAKALAH B A H A S A   A R A B Kata kerja dan pembagiannya ( فِــعِــل ) Oleh : Kelompok IV Khoirul Marzuki Hsb Lukmanul Hakim Hsb Lengga Safitri Hsb PRODI PGMI SEMESTER 1-B DOSEN PENGAMPU : HOPMAN DAULAY, M.Pd.I SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BARUMUN RAYA SIBUHUAN JL. KH. DEWANTARA NO.66   SIBUHUAN T.A. 2016/2017   KATA PENGANTAR الرَّحِيمِ الرَّحْمنِ اللهِ بِسْمِ Assallamualikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “ Kata Kerja dan Pembagiannya ( فِــعِــل ) ” ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang di rencanakan. Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa arab dengan dosen pengampu bapak Hopman Daulay, M.Pd.I . Sholawat dan   salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga. Semoga kita mendapat safaatnya di Yaumil Akhir nanti Amin. Di dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kes

MAKALAH MUNAKAHAT (PERNIKAHAN)

M A K A L A H   MUNAKAHAT (PERNIKAHAN)     OLEH: KELOMPOK V KHOIRUL MARZUKI HSB JUMADI PRODI PGMI II-B MATA KULIAH : FIQIH DOSEN PENGAMPU : HOPMAN DAULAY, M.Pd.I Sekolah Tinggi Agama Islam Barumun Raya Sibuhuan JL.KH.DEWANTARA NO.66 B SIBUHUAN T.A. 2016/2017 KATA PENGANTAR بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Assalamua’alaikum Wr.Wb..... Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga   makalah yang berjudul “ Munakahat (Pernikahan) ” ini bisa diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas dari bapak Hopman Daulay, M.Pd.I . Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga. Aamiin. Di dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun berkat bantuan yang Maha Kuasa dan dari semua pihak serta dengan usaha yang semaksimal mungkin, sehingga   makalah ini dapa