M A K A L A H
ULUMUL QUR’AN
Pengertian
Nuzulul Qur’an Tahapan Waktu dan Periodesasi serta Cara Turunnya Al – Qur’an
OLEH
: KELOMPOK
II
KHOIRUL MARZUKI HSB
ROBIATUL MASKURIAH
ZAKIYAH KHAIRANI
ARMI ZUMAIRA
RIKA CANDRA
PRODI
PGMI
SEMESTER
I.B
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM
BARUMUN RAYA
SIBUHUAN
JL. KH. DEWANTARA NO.66 SIBUHUAN
T.A.
2016/2017
KATA
PENGANTAR
Assallamualikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah
SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Pengertian Nuzulul Qur’an Tahapan Waktu dan
Periodesasi serta Cara Turunnya Al–Qur’an” ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang di rencanakan. Makalah ini di ajukan
untuk memenuhi tugas ibu
Dr. Irma Suryani Siregar, M.Pd.I. Sholawat dan salam semoga tetap
terlimpahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga. Amin
Di dalam penulisan makalah
ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun berkat bantuan
yang Maha Kuasa dan dari semua pihak serta dengan usaha yang maksimal sesuai
kemampuan kami, akhirnya makalah ini dapat di selesaikan dengan baik.
Kami menyadari
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari isi
maupun tata cara penulisan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Sibuhuan, September 2016
Pemakalah
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR
ISI.................................................................................................. .... iii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar
Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
A. Pengertian
Nuzulul Qur’an..................................................................... 2
B. Tahap-Tahap Turunnya Al-Qur’an.......................................................... 4
C. Waktu dan Periodesasi Turunnya Al-Qur’an.......................................... 5
D. Cara Al-Qur’an Diturunkan.................................................................... 7
BAB
III PENUTUP............................................................................................ 8
A. Kesimpulan............................................................................................. 8
B. Saran....................................................................................................... 8
DAFTAR
RUJUKAN........................................................................................ 9
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di
bulan Ramadhan terdapat suatu malam yang disebut dengan Malam Nuzulul Qur’an
atau merupakan malam turunnya Al-Qur’an. Namun masih banyak yang belum memahami
pengertian Nuzulul Qur’an yang sesungguhnya. Karena hal itu juga, kebanyakan
orang yang masih menganggap malam itu biasa sama seperti malam – malam yang
lainnya. Untuk itu pada kesempatan kali ini kita akan memahami bersama mengenai
Nuzulul Qur’an baik pengertian, tahapan, waktu periodesasi maupun cara turunnya Al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dapat diambil rumusan masalah yaitu :
1. Apa
pengertian Nuzulul Qur’an?
2. Bagaimana
tahap-tahap turunnya Al-Qur’an?
3. Bagaimana
dengan waktu dan periodesasi turunnya Al-Qur’an?
4. Bagaimana
cara Al-Qur’an diturunkan?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah dapat ambil tujuan
makalah ini yaitu :
1. Menjelaskan
pengertian Nuzulul Qur’an
2. Menjelaskan
tahap-tahap turunnya Al-Qur’an
3. Menjelaskan
waktu dan periodesasi turunnya al-Qur,an
4. Menjelaskan
cara Al-Qur’an diturunkan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nuzulul Qur’an
1. Pengertian
Nuzulul Qur’an Menurut Bahasa dan Istilah
Menurut bahasa
Nuzulul Qur’an terdapat dua kata yaitu kata “Nuzul” dan “Al-Qur’an”.
Pada dasarnya ”Nuzul” itu mempunyai arti turunnya suatu benda dari
tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Nuzul juga secara etimologi dapat
berarti singgah atau tiba ditempat tertentu.
Dan Al-Qur’an
yaitu firman Allah yang telah diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah. Al-Qur’an
menurut bahasa (etimologi) dikemukakan oleh Subhi As Shalih dalam
“Mabahits fi Ulum Al-Qur’an”, yang mana “Al-Qur’an” berarti “bacaan”, berasal dari kata Qara’a.[1]
Jadi Nuzulul Qur’an secara bahasa adalah turunnya Al-Qur’an.
Menurut istilah Nuzulul Qur’an merupakan peristiwa penting
yaitu peristiwa penurunan Al-Qur’an secara keseluruhan yang diturunkan dari
Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah di langit dunia, dan diturunkan secara berangsur–
angsur kepada Rasulullah SAW sesuai dengan peristiwa–peristiwa dalam jangka
waktu kurang lebih 23 tahun.[2]
2. Pengertian
Nuzulul Qur’an Menurut Para Ulama
1)
Imam Al-Ragib Al-Asfahani dalam kitabnya Al-Mufradat, kata nuzul
berarti Al-inhidar min ‘uluwwin ila
suflin (meluncur dari atas ke bawah, atau berarti turun).
2)
Al-Zarqani menjelaskan
bahwa kata nuzul mempunyai makna dasar (perpindahan sesuatu dari atas ke
bawah) atau (suatu gerak dari atas kebawah). Menurutnya, dua batasan
tersebut memang tidak layak diberikan untuk maksud diturunkannya Al-Qur’an oleh
Allah, karena keduanya hanya lebih tepat dan lazim dipergunakan dalam hal yang
berkenaan dengan tempat dan benda atau materi yang mempunyai berat jenis (BJ)
tertentu. Sedangkan Al-Qur’an bukan semacam benda yang memerlukan tempat
perpindahan dari atas ke bawah. Tapi yang benar adalah memahami bahwa kata
nuzul itu bersifat majazi, yakni pengertian nuzul Al-Qur’an bukan
tergambar dalam wujud perpindahannya Al-Qur’an, atau Al-Qur’an itu turun dari
atas ke bawah, tetapi harus di pahami sebagai pengetahuan bahwa Al-Qur’an telah
diberitakan oleh Allah SWT kepada penghuni langit dan bumi. Di sini terkandung
maksud bahwa nuzul harus di ta’wilkan dengan kata i‘lam yang berarti
pemberitahuan atau pengajaran. Maka nuzul Al-Qur’an berarti proses
pemberitaan atau penyampaian ajaran Al-Qur’an yang terkandung di dalamnya.
3)
Imam Al-Fairuz Abadi dalam kamusnya Al-Muhith kata itu berarti Al-hulul
fī al-makan (bertempat di suatu tempat).
5)
Mayoritas
Ulama antara
lain Ar-Rozi, Imam As-Suyuthi, Az-Zakrkasyi, dll. Mengatakan arti Nuzulul
Qur’an itu secara hakiki tidak cocok, Al-Qur’an sebagai kalam Allah yang berada
pada Dzat-Nya, sebab dengan memakai ungkapan “diturunkan” menghendaki adanya
materi kalimat atau lafal atau tulisan huruf yang ril yang harus di turunkan.
Karena itu arti kalimat Nuzulul Qur’an itu harus di pakai makna majazi yaitu
menetapkan /memberitahukan/menyampaikan Al-Qur’an, baik di sampaikannya Al-Qur’an
ke Lauh Mahfudh atau ke Baitul Izzah di langit dunia maupun kepada Nabi
Muhammad SAW sendiri.
6)
Sebagian
Ulama antara
lain Imam Ibnu Taimiyah dkk. Mengatakan pengertian Nuzulul Qur’an itu juga
tidak perlu di alihkan dari arti hakiki kepada arti majazi. Maka kata Nuzulul
Qur’an itu berarti “Turunnya Al-Qur’an”.Sebab arti tersebut sudah biasa di
gunakan dalam bahasa Arab[4].
Allah SWT
berfirman dalam QS.Al-Baqarah ayat 185 sebagai berikut :
Artinya: “Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda ( antara yng hak dan yang bathil)………. (QS. Al Baqarah: 185).
Dari ayat tersebut, dapat di
simpulkan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan dimana Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah
SAW yang dijadikan sebagai petunjuk umat manusia mengenai hak dan batil.
B. Tahap-Tahap Turunnya Al-Qur’an
Para ulama mengisyaratkan bahwa Al-Qur’an itu turun dalam
tiga tahap:
1. Tahap
pertama, Al-Qur’an diturunkan Allah ke Lauh
Mahfuzh. Dalam salah satu ayat diungkapkan dalam surat Al-Buruj ayat 21-22
yang artinya :
(21). Bahkan yang didustakan mereka itu ialah A-Qur’an yang
mulia, (22) yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh. (Q.S. Al-Buruuj: 21-22)
2. Tahap
kedua, penurunan dari Lauh Mahfuzh
ke Baytul Izzah. Di sinilah Al-Qur’an diturunkan sekaligus.
3. Tahap
ketiga, dari Baytul Izzah kepada
Rasulullah secara bertahap yang awalnya adalah Surah Al-‘Alaaq ayat 1 sampai 5.[5]
Sedangkan
mengenai ayat Al-Qur’an yang terakhir turun, ada beberapa perbedaan pendapat
mengenai hal itu. Ada yang mengatakan bahwa yang terakhir turun itu adalah
Surah Al-Maidah ayat 3. Namun ayat ini setelah dilacak ternyata turun pada saat
Rasulullah melaksanakan Haji Wadaa’. Setelah haji wadaa’ itu selesai,
Rasulullah masih hidup 2 bulan 22 hari. Padahal, ternyata ada ayat yang turun
sembilan hari sebelum Rasulullah wafat, yaitu Surah Al-Baqarah ayat 261.
Sehingga
kemudian para ulama bersepakat, bahwa Surah Al-Maidah ayat 3 adalah ayat
terakhir yang berkaitan dengan hukum, karena ayat itu membicarakan mengenai
hukum-hukum yang ditetapkan Allah. Sedangkan Surah Al-Baqarah ayat 261
merupakan ayat terakhir dari segi waktu turunnya.
C. Waktu dan Periodesasi Turunnya Al-Qur’an
1. Waktu
Turunnya Al-Qur’an
Permulaan
turunnya Al-Qur’an adalah pada malam Lailatul
Qadri, tanggal 17 Ramadan tahun ke-4 puluh dari kelahiran Nabi Muhammad
SAW. Bertepatan dengan 6 Agustus 610 M. Sewaktu beliau sedang berkhalwat
(meditasi) di dalam Gua Hira di atas Jabal Nur, sebelah utara kota Mekah. Ayat yang
pertama kali turun adalah Q.S. Al-’Alaq/ 96 : 1-5.
Kemudian akhir
diturunkannya Al-Qur’an adalah pada masa menjelang wafatnya Rasulullah SAW.
Tepatnya pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 63 kelahiran Nabi Muhammad SAW.
tepatnya tahun 10 H. bertepatan dengan 27 Oktober 632 M. Ayat yang terakhir
kali turun adalah Q.S. Al-Maidah/ 5: 3.
Sementara
pendapat lain adalah dari Imam Al-Suyuthi yang mengikuti pendapat Abdullah ibnu
Abbas, bahwa ayat yang terakhir kali turun adalah Q.S. Al-Baqarah/ 2 : 281.
Berdasar dari
sinilah kemudian para ulama menetapkan masa yang telah menjadi waktu penurunan Al-Qur’an adalah selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, dan
inilah yang menjadi kesepakatan Jumhur Ulama. Inti perbedaan dalam penetapan
ini, berkisar pada perbedaan pendapat mengenai berapa lama Nabi SAW. tinggal di
Mekah setelah di angkat menjadi Rasul.
Menanggapi
perbedaan ini, ahli sejarah syariat Islam melakukan penelitian akan hal
tersebut. Kemudian disimpulkan bahwa lama Rasulullah SAW. menetap di kota Mekah
setelah masa kenabian adalah 12 tahun, 5 bulan, dan 13 hari. Mulai terhitung
dari tanggal 17 Ramadhan tahun ke 14 dari kelahiran beliau hingga bulan Rabiul
Awal tahun ke 54 dari kelahiran beliau.
Sedangkan masa menetapnya beliau di kota Madinah adalah 9
tahun, 9 bulan dan 9 hari. Terhitung
dari awal bulan Rabiul Awal tahun ke 54 sejak kelahiran beliau sampai pada
bulan Zulhijjah tahun ke 63 dari kelahiran beliau. Itu tepat pada tahun ke 10
hijriah. Maka hasil penelitian ini pun dihubungkan kepada pendapat yang paling
mendekati dan itu adalah pendapat bahwa masa penurunan Al-Qur’an selama 23 tahun.[6]
2. Periodesasi
Turunnya Al-Qur’an
Masa turunnya Al-Qur’an
dibagi menjadi dua tahap yang masing-masingnya mempunyai corak tersendiri.
a. Pertama, masa Nabi SAW.
Bermukim di Makkah selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, dari 17 Ramadhan tahun 41
kelahiran Nabi hingga awal Rabi’ul Awal tahun 54 dari kelahirannya. Adapun
surah yang turun di Makkah, disebut dengan surah Makkiyah.
b. Kedua, yang
diturunkan sesudah Hijrah, yaitu selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, dari awal Rabi’ul Awal
tahun 54 kelahiran Rasul hingga 9 Dzulhijjah tahun 63 dari kelahiran beliau,
atau tahun 10 H. Semua surah yang diturunkan di Madinah, dinamakan surah Madaniyah.[7]
D. Cara Al-Qur’an Diturunkan
Nabi Muhammad
SAW, dalam hal menerima wahyu Al-Qur’an mengalami bermacam-macam cara. Adapun 4
cara diturunkannya Al-Qur’an antara lain:
1. Malaikat
memasukan wahyu itu kedalam hatinya. Dalam hal ini nabi Muhammad tidak melihat
sesuatu apapun, hanya beliau merasa bahwa itu sudah berada saja dalam kalbunya.
2. Malaikat
menampakkan dirinya kepada Nabi Muhammad berupa seorang laki-laki yang
mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau mengetahui dan hafal benar
kata-kata tersebut.
3. Wahyu
datang kepadanya seperti gemerincing lonceng. cara inilah yang dirasakan amat
berat oleh Nabi SAW. Keningnya berpancaran keringat, meskipun wahyu itu
turunnya di musim dingin. Unta beliau terpaksa berhenti dan duduk karena merasa
amat berat. diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit "Aku adalah penulis wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah. aku
lihat ketika turunnya wahyu itu seakan-akan diserang oleh demam yang keras dan
keringatnnya bercucuran seperti permata. Kemudian setelah turunnya wahyu
barulah beliau kembali seperti biasa."
4. Malaikat
menampakkan dirinya dalam rupanya yang asli. hal ini tersebut dalam surat Al-Qur’an
surat An-Najm ayat 13 dan 14 yang artinya "Sesungguhnya Muhammad telah
melihatnnya pada kali yang lain, ketika ia berada di Sidratil Muntaha” [8]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan dapat
diambil kesimpulan tentang Nuzulul Qur’an yaitu:
1. Pengertian
Nuzulul Qur’an secara bahasa adalah turunnya Al-Qur’an, dan secara istilah Nuzulul Qur’an berarti peristiwa
penting yaitu penurunan Al-Qur’an secara keseluruhan yang diturunkan dari
Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah di langit dunia ,dan diturunkan secara berangsur
– angsur kepada Rasulullah SAW.
2. Tiga Tahap Al-Qur’an diturunkan: Tahap ke-1, Al-Qur’an diturunkan Allah
ke Lauh Mahfuzh. Tahap ke-2,
penurunan dari Lauh Mahfuzh ke Baytul Izzah. Di sinilah Al-Qur’an
diturunkan sekaligus. Tahap ke-3,
dari Baytul Izzah kepada Rasulullah secara berangsur-angsur yang awalnya
adalah Surah Al-‘Alaaq ayat 1 sampai 5 dan yang terakhir adalah surah Al-Maidah
ayat 3.
3. Waktu penurunan Al-Qur’an selama 23 tahun, dengan 2 periode yaitu
periode Makkah (Makkiyah) dan Madinah
(Madaniyah).
4. Al-Qur’an diturunkan dengan 4 cara
yaitu : 1). Malaikat memasukan wahyu kedalam hatinya, 2).
Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi Muhammad berupa seorang laki-laki, 3).
Wahyu datang kepadanya seperti gemerincing lonceng, 4). Malaikat menampakkan
dirinya dalam rupanya yang asli.
B.
Saran
Marilah kita sebagai ummat nabi
Muhammad agar dapat menjaga Al-Qur’an minimal dengan membacanya karena itu
termasuk ibadah.
DAFTAR RUJUKAN
1. Zulfan
Afdhilla, Pengertian Nuzulul Qur’an, (http://www.zulfanafdhilla.com/2014/10/pengertian-nuzulul-quran.html),
Sabtu, 24 September.2016.
2. Warohmah,
Pengertian Nuzulul Qur’an, (http://warohmah.com/pengertian-nuzulul-quran/),
Sabtu, 24 September 2016.
3. Hasan,
Nuzulul Qur’an, (http://hasan-hasannuddin.blogspot.co.id/2012/03/nuzuul-quran.html),
Sabtu 24 September 2016
4. Anonim,
Tahap-Tahap Turunnya Al-Qur’an (https://yazermahzun.wordpress.com/2010/09/05/tahap-tahap-turunnya-alquran/)
Sabtu, 24 September 2016.
5. Susilawati,Nuzulul
Qur’an, (http://susilawatimuharram.blogspot.co.id/2014/12/nuzulul-quran.html),
Sabtu, 24 September 2016.
6. Anonim,
cara-cara Al-Qur’an diwahyukan, (http://alquranexplorer.blogspot.co.id/2013/01/cara-cara-al-quran-di-wahyukan.html)
, Sabtu, 24 September 2016.

Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus